Selasa, 03 Agustus 2010

Bertemunya Dua Bulan yang Istimewa

oleh : Iwan Janu Kurniawan

“Marhaban ya Ramadhan”. Kalimat ini tidak begitu asing lagi dipenglihatan dan pendengaran kita. Sebab, sejauh mata memandang dan seberapa banyak suara yang didengar, kalimat ini sering kita temukan di pelbagai tempat, seperti di media cetak, media elektronik dan media massa. Dan sering juga dipanjang dibeberapa ruas jalan, mulai dari jalan setapak sampai dengan jalan tol sekalipun bisa kita temui.
Bulan Ramadhan atau yang dikenal dengan bulan puasa, dimana seluruh umat muslim di muka bumi ini, sangat berbahagia menyambut datangnya bulan ditunggu-tunggu dan selalu dirindukan. Bagi sebagian orang, apabila ketemu kembali dengan bulan puasa merupakan nikmat dan karunia dari Allah SWT yang sangat berharga, karena tidak jarang orang yang di sekelilingnya belum tentu bisa merasakan atau belum bisa bertemu dengan bulan ini, mungkin karena sakit yang dideritanya sehingga tidak melaksanakn ibadah puasa dan bahkan orang tersebut dipanggil terlebih dahulu untuk menghadap-NYA.
Menurut dari riwayat yang mengatakan bahwa pada bulan puasa adalah bulan yang suci, karena pada bulan ini segala dosa akan dihapuskan dan semua amal yang baik akan bernilai pahala bahkan akan dilipatkan bagi mereka yang benar-benar melakukanya dengan niat Allah semata. Serangkaian ibadah dalam bulan puasa ini seperti yang dicontohkan oleh Rosulullah SAW ; makan sahur, sholat berjama'ah, tilawah, sholat sunnah, qolilullah, sodaqoh dan lain-lain.

Perintah menunaikan ibadah puasa ini, sudah Allah Swt dalam beberapa firmanya, seperti ;"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (QS. al-Baqarah: 183) dan "...berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui" (QS. al-Baqarah: 184). Maka dengan turunnya ayat diatas yang memerintahkan kita untuk menunaikan ibadah puasa dengan harapan agar seluruh umat muslim agar bertaqwa, yakni dengan menjalankan apa sudah diperintahkan-NYa dan menjauhi segala apa yang dilarang-NYa. Sehingga selaku umat yang betul-betul mentaqorrub dengan-NYa, kita bisa meraih gelar sebagai yang muttaqin. Amin.

Hari kemerdekaan
Dalam sejarah mencatat, perjuangan para generasi terdahulu begitu gigih, hebat dan berkomitmen yang tinggi untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Mengingat, bangsa Indonesia pada saat itu sudah sangat lama sekali dijajah oleh bangsa lain. Disamping menjajah dan membawa misi sistem kepercayaan yang dianut, mereka juga mengeksploitasi hasil kekayaan alam indonesia secara membabi buta, akibatnya derita demi derita yang tak pernah henti dialami oleh seluruh rakyat Indonesia, hasil pertanian, perkebunan, peternakan, pertambangan dan lain-lain pun dirampas. Al hasil rakyat mengalami kelaparan bahkan kematian. Penderitaan yang dialami oleh bangsa indonesia cukup lama sekali dan bisa di bilang mendarah daging bahkan saat masih bisa dirasakan dampaknya sampai sekarang dan detik ini.

Melihat penderitaaan yang dialami rakyat indonesia pada saat itu sangat parah, adanya rasa keinginan dan kesadaran dari para generasi muda untuk melawan dan merebut kemerdekaan secara penuh. Dengan semangat muda sebagai anak bangsa, perjuangan demi perjuangan pun dilakukan. Perjuangan secara kooperatif maupun non kooperatif dengan para penjajah. Perjuangan secara kooperatif yang lakukan oleh para pemuda pada saat itu sangat merugikan sekali. Kenapa, pejanjian demi penjanjian dengan penjajah sering dilakukan, akan tetapi keuntungan yang didapat malahan bangsa Indonesia pun dirugikan dan dipecundangi di setiap perjanjian tersebut. Selain itu juga, ada beberapa dari para pemuda yang tidak mau bekerja sama dengan para penjajah, mereka lebih memilih untuk berjuang dalam memperoleh dan merebut kemerdekaan itu tanpa adanya intervensi dari penjajah. Dengan begitu, serangan terhadap tentara penjajah pun digelar. Strategi-strategi untuk menghadapi para penjajah dibuat. Dahulu kita kenal dengan namanya perang gerilya yang dipelopori oleh jenderal Sudirman. Dan yang tak asing ditelinga kita, yakni perlawanan dengan bambu runcing sebagai senjata untuk melawan. Walaupun disadari, bambu runcing tidak ada apa-apa dengan senjata dan peralatan perang yang miliki oleh penjajah, sehingga para pejuang banyak gugur.Namun, itu semua tidak mengecilkan semangat dan tekad dari para pemuda.

Setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 sesuai dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Berarti sekarang Indonesia sudah berumur enam puluh lima tahun terbilang sejak tanggal 17 agustus 1945 sampai dengan 17 agustus 2010. Yang menjadi pertanyaan kita bersama, dengan umur yang cukup tua itu, apakah sampai saat ini rakyat Indonesia sudah memperoleh kemerdekaaan, kalaupun sudah apakah mereka menikmati kemerdekaan tersebut? Mungkin inilah pertanyaan yang sering muncul dan sering dipertanyaan oleh setiap orang dari sabang sampai marauke. Ketika kita menilik realita yang terjadi sekarang, sangat tepat jikalau setiap orang di negri sering menanyakannya. Mengingat dengan usia bangsa ini sudah lebih dari setengah abad, masih banyak rakyat masih belum bisa merasakan kemerdekaan secara hakiki, apalagi merasakannya. Sebab, hak yang mereka dimiliki pun belum secara penuh dimiliki dan itupun juga sering dirampas secara semena-mena, seperti hak hidup, hak perlindungan secara hukum, hak kesejahteraan dan hak-hak lain yang masih banyak dirampas oleh penjajah pada saat ini.

Fenomena yang Menarik
Bulan Ramadhan dengan bulan Agustus (sebagai bulan kelahiran negara ini) merupakan sebuah fenomena yang cukup unik dan sangat mendalam untuk kita kajian lagi. Fenomena seperti ini, jarang sekali terjadi atau bahkan mungkin belum pernah terjadi. Mengingat pada bulan ini, akan terjadi dua peristiwa yang amat sangat berarti bagi setiap umat muslimin dan bagi segenap bangsa ini. Kita ketahui bersama bahwa di bulan ramadhan atau bulan puasa terdapat malam diturunkanya alQuran dan malam 1000 bulan. Di samping itu juga, peristiwa dimana para pemuda saat prakemerdekaan, berjibaku, rela mengkorban jiwa dan raganya untuk merebut kemerdekaan bangsa ini dari tangan penjajah.

Sebagai umat muslim yang selalu mengharap ridho dan karunia dari Allah SWT dan sebagai rakyat Indonesia yang selalu menginginkan kemerdekaan secara penuh dan hakiki. Bukan sebatas teori maupun konsep saja, akan tetapi diperlukan adanya aksi dari individu kita masing-masing.Kalau kita mengamnil ungkapan yang pernah digunakan oleh ulama yang cukup ternama di negri ini, yang mengatakan bahwa "mulai dari yang kecil, dari diri sendiri,dan saat ini juga".Untuk memperbaiki negri yang sudah terlanjur rusak ini,tidak semudah dengan membalikakn telapak tangan. InsyaAllah, seandainya dimulai dari hal-hal yang kecil dan individu juga diperbaiki,serta jangan ditunda-tunda dilakukan saat ini juga, akan sedikit banyak mengubah negeri menjadi baik lagi.
Dengan datangnya bulan yang suci dan barengi dengan bulan yang sungguh sangat berarti bagi segenap bangsa ini, kita bisa menjadi pribadi yang muttaqin dan rakyat yang memiliki negara yang merdeka dalam segala segi kehidupan. Walaullahu alam bi syawab