Erdy Nasrul,
M Ikhsan Shiddieqy
Bukan pertama kali Republika memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh yang dianggap mampu mengubah bangsa Indonesia. Sebelumnya, Republika terus memberikan penghargaan sejak 2005 lalu. Tidak kurang dari 34 tokoh telah dianugerahi penghargaan itu.
Kali ini, penghargaan itu kembali diberikan kepada tujuh tokoh yang selama 2010 dianggap berpengaruh melakukan perubahan di Indonesia. Mereka berasal dari kalangan mubaligh, novelis, penemu, pemimpin daerah, dan juga menteri.
Para tokoh yang menghadiri acara ini adalah Ketua MPR Taufiq Kiemas, Menko Kesra Agung Laksono, Menhut Zulkifli Hasan, Mendiknas Mohammad Nuh, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menag Suryadharma Ali, Menkes Endang Rahayu Sedyaning sih, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amelia Sari Gumelar, Menkop dan UKM Sya riefudin Hasan, Wakil Mendiknas Fasli Jalal, Deputi Gubernur BI Muliaman Hadad, Ketua Komisi Yudisial Eman Su parman, dan mantan Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.
Pemimpin Redaksi Republika Nasihin Masha mengatakan, Republika dengan sadar memilih tokoh perubahan karena Indonesia butuh individu-individu pionir yang bisa melakukan perubahan sosial. Semuanya bermuara bagi Indonesia yang sejahtera, makmur, dan berkeadilan.
"Pada titik inilah kita bukan sekadar memilih apa yang dia lakukan, tapi juga menilai apa dampaknya bagi masyarakat," kata Nasihin dalam sambutannya pada acara anugerah Tokoh Perubahan Republika 2010 di Gedung Djakarta Theatre, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (31/3) malam.
Dalam teori perubahan sosial, kata Nasihin, ada banyak faktor penyebab perubahan sosial. Salah satunya adalah hadirnya individu-individu pionir. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kemampuan menggerakkan masyarakat, memiliki visi ke depan yang mendahului zamannya, dan memiliki keyakinan serta kemampuan untuk mewujudkannya.
Karena itu, lanjut Nasihin, tokoh perubahan itu bisa siapa saja. Bisa orang-orang yang memiliki jabatan di pemerintahan, pengusaha, seniman, tokoh agama, atau siapa pun dia. Yang penting adalah apa yang dia lakukan dan apa dampaknya bagi masyarakat.
Dari ratusan nama yang diusulkan pembaca Repulika, akhirnya delapan tokoh dipilih sebagai insan yang paling pantas menyandang gelar pionir perubahan tahun 2010. Mereka adalah novelis perempuan Asma Nadia, Wali Kota Solo Joko Widodo, Ketua PMI Jusuf Kalla, penemu kreatif bidang bioenergi Soelaiman Budi Sunarto, Gubernur NTB M Zainul Majdi, pegiat dakwah di Papua Ustaz Muhammad Zaaf Fadhlan Rabbani At-Garamatan, serta Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.
Nasihin berharap, anugerah Tokoh Perubahan Republika ini bisa menstimulus terjadinya resonansi, repetisi, dan histeria di masyarakat. Selain itu, dalam skala mikro, Republika mengajak masyarakat untuk mengapresiasi orang-orang yang telah berbuat ini. Mereka memilih berbuat walau kadang sunyi dari hiruk-pikuk
"Mereka lebih suka tangannya berlumur lumpur daripada sibuk membedaki wajah. Tugas kitalah untuk membunyikannya agar dunia tahu: ini lho tokoh kita. Dengan demikian, kita menjadi tak tertipu oleh orang-orang yang cuma pandai menggunakan media untuk membangun popularitas belaka," kata Nasihin.
Perubahan memang harus dimulai, meskipun dari langkah yang kecil. Bagi seorang pejabat negara, ketika melakukan perubahan kearah positif tentu dampaknya bisa di nik mati banyak pihak. Sa lah satunya adalah Zulkifli Hasan yang dinilai layak mendapat gelar Tokoh Perubahan 2010 karena menjadi menteri kehutanan pertama yang mencanangkan moratorium penebangan hutan.
Zulkifli menilai, anugerah Tokoh Perubahan 2010 sebagai sebuah kehormatan namun juga sekaligus beban. "Saya melakukan tugas biasa saja, tapi dapat penghargaan dari Republika membuat saya deg-degan. Dulu kalau salah-salah dikit boleh, dengan penghargaan ini tidak boleh salah lagi. Dulu Kementerian Kehutanan mengeluarkan izin tebang pohon, sekarang tidak boleh ada izin tebang pohon lagi."
Pejabat lain yang dianugerahi Tokoh Perubahan adalah M Zainul Majdi. Dua setengah tahun memimpin NTB, angka kemiskinan berkurang 2,36 persen atau rata-rata 1,2 persen per tahun (nasional kurang dari satu persen). Ini diiringi pertumbuhan ekonomi dua digit yaitu 11,3 persen (nasional enam persen) serta angka pengangguran yang ditekan sampai 5,6 persen (nasional 6,7 persen).
"Ini motivasi agar berkhidmat lebih baik dan menyemangati rakyat NTB, walaupun rasio APBN NTB paling rendah. Sebenarnya, yang ikhtiar itu masyarakat NTB, saya hanya datang menyapa, memotivasi," kata doktor lulusan Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir, ini.
Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi dikenal sebagai pemimpin Kota Solo yang sederhana. Salah satu gebrakannya adalah mengadakan layanan perizinan satu atap (one stop service) yang transparan serta prosesnya cepat dan pasti. Pembuatan KTP yang dulunya bisa berminggu-minggu kini selesai dalam satu jam dengan biaya hanya Rp 5.000.
Dari mantan pejabat ada Jusuf Kalla yang benar-benar terjun ke ranah sosial selepas dari jabatan wakil presiden. Seperti ketika masih di pemerintahan, berbagai terobosan pun dilakukannya yang menjadikan PMI terdepan tiba di tempat bencana serta tumpuan utama warga yang tertimpa bencana.
PMI kini lebih berdaya dengan perlengkapan baru seperti helikopter dan kendaraan segala medan Hagglund. "Di PMI bekerja kemanusiaan itu ibadah. Bedanya, lebih cepat lebih baik itu. Mengatasi bencana ada batas waktu, lebih agresif, bagaimana kurangi penderitaan orang, kurangi penderitaan itu," kata Kalla.
Kemudian, Ustaz Fadhlan Garamatan atas sepak terjangnya mendakwahkan Islam di pedalaman Papua membuatnya dikenal sebagai ustaz sabun. Berdakwah sambil membawa sabun, Fadhlan menyuarakan pentingnya bersuci (thaharah). Dengan memakai sabun, warga pedalaman tak lagi membalur badannya dengan minyak babi. "Saya harus jadi pegawai Nabi Muhammad SAW," kata Fadhlan menyebut alasannya menjadi dai.
Soelaiman Budi Sunarto selalu mengampanyekan kebaikan energi alternatif. Maestro bioenergi ini punya prinsip bahwa semua yang 'hijau' bisa dimanfaatkan sebagai energi alternatif. Jangan tanya jumlah energi alternatif yang telah dia telurkan.
"Saya tidak ingat inovasi apa yang sudah diperbuat. Tugas saya, agar bangsa ini beradab, dengan menciptakan kemakmuran, terlaksana apa yang menjadi rencana. Tidak ada kerusuhan," kata Soelaiman.
Sementara itu, Asma Nadia sebagai satu-satunya perempuan penerima anugerah Tokoh Perubahan Republika 2010 dinilai berhasil menginspirasi banyak orang, khususnya pembaca karyanya untuk melakukan hal-hal positif. Anugerah ini sekaligus hadiah ulang tahun terindah bagi Asma. Penulis novel Rumah Tanpa Jendela yang sudah difilmkan tersebut merayakan ulang tahun ke-39 pada 26 Maret 2011. c07 ed: rahmad budi harto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar